Kisah bocah 11 tahun meyakinkan detektif bahwa ayahnya telah membunuh ibunya - BBC News Indonesia (2024)

Kisah bocah 11 tahun meyakinkan detektif bahwa ayahnya telah membunuh ibunya - BBC News Indonesia (1)

Sumber gambar, Collier Landry

Saya Collier Landry Boyle.

Berapa umurmu sekarang?

Saya 12 tahun.

Kamu bercerita bahwa kamu pergi tidur sekitar jam sembilan malam pada 30 Desember. Apakah ada sesuatu yang terjadi sehingga kamu terbangun malam itu?

Saya mendengar teriakan adik perempuan saya. Hal pertama yang saya pikirkan adalah ada sesuatu yang salah dengan ibu saya.

Lewatkan Artikel-artikel yang direkomendasikan dan terus membaca

Artikel-artikel yang direkomendasikan

  • Kisah pembunuhan peramal oleh suaminya yang menjabat menteri ekonomi di Kazakhstan

  • 'Mereka semua hilang, dalam satu malam' - Bocah perempuan Gaza kehilangan seluruh keluarganya dalam semalam

  • Tes DNA ungkap identitas buron aksi pemboman yang paling dicari di Jepang

  • Kesaksian putra buronan kelas kakap yang hidup di bawah bayang-bayang salah satu perampokan tersohor di Inggris

Akhir dari Artikel-artikel yang direkomendasikan

Beberapa saat kemudian, mungkin sekitar tiga menit, saya mendengar pukulan yang keras.

Bisakah kamu menggambarkan suara itu kepada kami?

Suaranya begitu keras.

(Collier menggebrak meja kayu di depannya menggunakan kedua tangannya secara bersamaan)

Kemudian, sekitar 1,5 menit kemudian, saya mendengar suara kencang seperti ini.

(Collier menggebrak kembali meja itu dengan kedua tangannya)

Atau lebih kencang. Saat itu saya ketakutan. Maksudnya, saya takut.

Apakah kamu bangun untuk mencari tahu apa yang terjadi?

Tidak, saya tidak bangun.

Bisakah kamu memberi tahu kepada juri mengapa kamu tidak melakukannya?

Karena saya selalu sangat takut dengan ayah saya.

Dialog itu adalah kesaksian Collier ketika ditanyai oleh seorang pengacara di pengadilan Amerika Serikat pada 1990.

Berkat kesaksian Collier, ayahnya dipenjara atas kasus pembunuhan terhadap ibunya beberapa bulan sebelumnya, ketika dia masih berusia 11 tahun.

Bagaimana kisahnya bermula?

Gugatan cerai

Collier tinggal bersama orang tuanya, John dan Noreen Boyle, serta adik perempuannya di Mansfield, sebuah kota kecil di Ohio.

Dia menghabiskan sebagian besar waktunya bersama ibunya. Ayahnya, seorang dokter terkemuka, dihormati, dan gila kerja. Setidaknya itulah yang diyakini putranya.

Ketika berusia 11 tahun, Collier menyadari bahwa kenyataannya tidak seperti itu.

Ayahnya beberapa kali membawa Collier ke rumah seorang perempuan bernama Sherri. Dia melihat ayahnya mencium perempuan itu.

Begitu pulang ke rumah, Collier memberi tahu ibunya bahwa sang dokter yang dihormati itu mempunyai “pacar”.

Itu bukanlah perselingkuhan pertama John Boyle. Noreen mengetahui suaminya berselingkuh berulang kali selama lebih dari dua dekade. Dia menerimanya dengan satu syarat, yaitu tidak melibatkan anak-anak.

Kisah bocah 11 tahun meyakinkan detektif bahwa ayahnya telah membunuh ibunya - BBC News Indonesia (2)

Sumber gambar, Collier Landry

Berdasarkan cerita Collier, Noreen kemudian menelepon John, membentak suaminya itu, dan meminta cerai.

Itu terjadi pada akhir tahun 1989. Pasangan itu memutuskan untuk bertahan sampai musim liburan usai. Kemudian pada 1990, Noreen memulai hidup baru.

“Ayah saya mulai semakin agresif dan mengatakan kepada saya bahwa dia akan memastikan ibu day saya hidup di jalanan. Dia juga mengatakan bagaimana dia akan membuat kami serasa hidup di neraka, bahwa dia memiliki keluarga baru yang jauh lebih baik dan anak-anak Sherri jauh lebih baik dari saya,” kata Collier kepada BBC.

Collier kini telah berusia 46 tahun. Dia masih ingat bahwa suatu waktu ayahnya mengajaknya ke toko untuk membeli terpal biru yang menurutnya tidak penting.

Suatu hari lainnya, ayahnya datang membawa tikar luar ruangan berwarna hijau yang dipasang di teras belakang rumah.

Pembelian barang-barang itu tampak tidak relevan, tapi ternyata akan mengungkap kebenaran.

Daftar kontak di boneka Garfield

Lewati Podcast dan lanjutkan membaca

Investigasi: Skandal Adopsi

Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu

Episode

Akhir dari Podcast

Begitu Noreen bersiap memulai kehidupan baru, dia memberi tahu Collier lebih banyak fakta soal ayahnya.

“Pada November 1989, ibu menjemput saya sepulang sekolah dan mengajak saya ke sebuah restoran kecil. Kami di dalam mobil ketika ibu mengatakan, ‘Collier, ibu ingin memberi tahumu sesuatu. Ibu tidak akan pernah meninggalkanmu. Dan kalau ibu melakukannya dan ayah mengatakan bahwa ibu meninggalkanmu, itu karena ayah telah membunuh ibu’.”

Collier mulai menulis daftar nomor telepon semua teman ibunya. Dia menyembunyikan daftar itu pada boneka Garfield di kamarnya.

Pada 30 Desember 1989, Collier ada di rumah bersama ibu dan saudara perempuannya. Mereka menunggu kedatangan nenek dari pihak ayahnya yang akan menginap.

Mereka sempat mengobrol bersama neneknya, sedangkan ayahnya pergi. Collier kemudian pergi tidur.

“Itu adalah momen terakhir saya melihat ibu saya,” kata dia.

Baca juga:

  • Suami akhirnya dipenjara karena bunuh istri demi murid belia - misteri 40 tahun terungkap berkat podcast
  • Kisah istri yang dihukum mati karena kejahatan selingkuhannya

Pada dini hari tanggal 31 Desember 1989, Collier terbangun pada tengah malam karena mendengar suara seperti teriakan.

Dia mendengar dua pukulan keras yang berjarak sekitar 1,5 menit.

Di sela-sela pukulan itu, dia mendengar ayahnya bergumam dengan suara yang sangat rendah.

“Apakah saya harus bangun dan melihat apa yang terjadi? Atau sebaiknya tetap di tempat tidur?” tanya Collier pada dirinya sendiri pada saat itu.

Dia mendengar suara langkah yang berjalan perlahan menyusuri lorong. Dia bersembunyi di balik selimut di tempat tidurnya, lalu melihat jam Batman yang menempel di dinding. Saat itu pukul 03:18.

“Saya tetap bersembunyi di balik selimut dan melihat kaki itu di pintu. Saya menundukkan kepala dan membatin, ‘Jangan melihat ke atas. Jangan melihat ke atas!” kenangnya.

Dia berpura-pura tidur, lalu melihat bahwa orang itu telah pergi. Entah bagaimana, dia kemudian tertidur.

Kisah bocah 11 tahun meyakinkan detektif bahwa ayahnya telah membunuh ibunya - BBC News Indonesia (3)

Sumber gambar, Collier Landry

Matahari telah terbit ketika dia bangun. Collier langsung berlari ke kamar ibunya.

Dia melihat seprai di tempat tidurnya berantakan. Itu membuatnya penasaran karena Noreen biasanya langsung membereskan tempat tidur begitu bangun.

Collier kemudian turun dan melihat ayahnya duduk di sofa. Handuk melingkar di pinggangnya, dia baru saja keluar dari kamar mandi.

“Di mana ibu?” tanya Collier.

Ayahnya memandangnya dengan tenang dan menjawab: “Collier, ibu pergi liburan sebentar.”

“Pada momen itu, saya tahu bahwa ayah telah melakukan sesuatu pada ibu.”

John mengomel soal bagaimana dia dan Noreen bertengkar pada tengah malam, dan Noreen memakinya soal kekasih gelapnya, uang, dan masalah perceraian.

Baca juga:

  • Kasus Brianna Ghey: Pembunuhan seorang gadis transgender di Inggris yang berawal dari 'fantasi gelap' dua remaja
  • TB Joshua: Pemimpin gereja yang pernah ke Indonesia dituduh perkosa dan siksa pengikut
  • Siapa Lucy Letby, perawat yang dijuluki pembunuh berantai bayi paling keji di Inggris?

Collier masih mengingat dialog dengan ayahnya:

Bagaimana dengan pukulan yang kudengar saat tengah malam?

Ibumu melempar tasnya ke ayah, jadi yang kamu dengar itu pasti suara tas yang mengenai dinding.

Dua kali?

Iya, itu yang kamu dengar, Collier.

Saat itu, neneknya muncul. Ayahnya memberi tahu nenek bahwa Noreen pergi setelah mereka bertengkar, dan menyatakan bahwa mereka tidak akan menghubungi polisi.

“Tidak perlu panik. Ibumu akan kembali. ‘Dia pernah begini sebelumnya’,” kata ayahnya.

Detektif yang mempercayai Collier

Collier tidak ingat kalau ibunya pernah meninggalkan rumah sebelumnya, jadi dia tidak mempercayai ayahnya.

Dia mengambil telepon tanpa kabel, berlari ke kamarnya, dan mencari daftar nomor telepon yang dia sembunyikan di dalam boneka Garfield. Dia bersembunyi di kamar mandi dan menelepon dari sana.

“Ayah melarang saya menelpon polisi, tapi Anda bisa, tolong telepon polisi,” kata Collier kepada teman-teman ibunya.

Polisi sampai di rumah mereka dan neneknya, yang membukakan pintu, kemudian marah.

“Ayahmu melarangmu untuk menelepon polisi!” kata nenek.

Collier berhasil mendekati salah satu penyidik dan mengatakan, “Sesuatu telah terjadi pada ibu saya. Saya tidak percaya dengan ayah saya”.

Awalnya mereka tidak mempercayai Collier, tapi karena dia mendesak, laporan soal orang hilang pun dibuat.

Pada malam tahun baru, seorang detektif bernama David Messmore menemukan laporan itu dan mulai mengulik.

Messmore mendatangi rumah Collier.

Ayahnya sudah berangkat kerja pada pagi hari. Messmore disambut oleh neneknya, yang kemudian pergi ke dapur untuk menelepon John. Inilah kesempatan Collier.

Dia menatap detektif itu dan mengatakan bahwa ibunya tidak akan meninggalkannya. Collier meminta kartu nama Messmore.

“Besok saya akan sekolah dan saya akan meneleponmu karena saya tidak bisa berbicara di sini,” jelas Collier.

Kebanyakan anak akan kacau balau pada situasi ini, kebingungan dan sedih kehilangan ibunya, juga takut pada ayahnya. Namun Collier tidak seperti itu. Emosinya seolah terhenti sem*ntara.

Kisah bocah 11 tahun meyakinkan detektif bahwa ayahnya telah membunuh ibunya - BBC News Indonesia (4)

Sumber gambar, Collier Landry

Ketika Collier sampai di sekolah keesokan harinya, dia langsung ke kantor kepala sekolah dan meminta untuk menghubungi nomor Messmore.

Messmore kemudian menghampiri Collier ke sekolah. Collier menceritakan semua yang dia ketahui.

“Dave, sesampainya di rumah, saya akan mengecek di ruang bawah tanah untuk melihat apakah ada jasad ibu,” sambungnya.

“Saya akan mencari tas ibu. Kalau dia pergi, dia semestinya membawa tasnya. Dan saya akan mengawasi gerak-gerik ayah saya seperti seekor elang.”

Dia telah menjadi seperti detektif kecil.

David mempercayainya dan terus mampir setiap hari selama beberapa minggu selanjutnya. Namun dia tidak berhasil berbicara dengan ayah Collier, yang menolak berbicara dengan polisi.

Selama itu, Collier terus berkomunikasi dengan si detektif, memberinya sedikit informasi untuk membantu penyelidikan.

Namun ketika Detektif Messmore mencoba menyelidiki kasus ini, dia mendapat hambatan tersendiri.

Lantaran John Boyle adalah sosok yang kaya dan berpengaruh, atasannya di kepolisian memerintahkan Messmore untuk melupakan kasus tersebut.

Di sisi lain, dia terus merasa bahwa: “Anak ini mengetahui sesuatu.”

Penemuan dua foto

“Ayah bilang kepada saya, apakah kamu mau ikut ke kantor ayah? Ayah akan mencari beberapa dokumen, ikutlah dengan ayah. Saya berpikir, oke, saya tidak akan membiarkannya lepas dari pandangan saya,” kata Collier.

“Dalam perjalanan pulang, kami berhenti di sebuah pom bensin. Ayah masuk ke pom bensin itu dan saya mengawasinya. Saya memeriksa mobilnya dan menemukan dua foto. Salah satunya dari rumah yang belum pernah saya lihat. Kedua foto pacarnya dan kedua anaknya duduk di depan perapian,” kenang Collier.

Collier segera memberi tahu Messmore soal foto-foto itu.

Foto-foto tersebut membantu detektif menemukan fakta bahwa John tidak hanya mendirikan tempat praktik baru di Erie, Pennsylvania yang berjarak tiga jam perjalanan dari Mansfield. John juga membeli rumah baru di sana dan pindah tepat sebelum Noreen menghilang.

Messpore kemudian menghubungi agen properti yang menangani penjualan tersebut dan menanyakan apakah ada hal-hal yang mencurigakan.

Kisah bocah 11 tahun meyakinkan detektif bahwa ayahnya telah membunuh ibunya - BBC News Indonesia (5)

Sumber gambar, Collier Landry

Agen tersebut bercerita bahwa John tampak terburu-buru untuk segera pindah ke rumah itu. John juga sempat bertanya apa yang ada di lantai bawah tanah rumah itu, untuk jaga-jaga jika dia ingin menurunkannya.

Proses investigasi ini mulai menguak hal-hal baru dan ayah Collier bisa merasakannya.

“Dia mengajak saya berbicara, ‘Collier, ayah tahu ini sangat, sangat sulit bagi Ibu untuk meninggalkan kita dalam situasi seperti ini, untuk menjaga diri kita sendiri. Ayah tahu ini sangat mempengaruhimu, dan ayah juga kehilangan. Ayah sangat merindukannya, kita sangat mencintainya’.”

“Ayah akan menghadiri konferensi kedokteran di Florida minggu depan, ayah rasa kita harus melakukan perjalanan khusus ayah-anak.”

Collier merasa itu bukan pertanda baik.

Jadi, dia menelepoin Messmore keesokan harinya dari sekolah dan berkata, “Dia ingin mengajak saya ke Florida dan saya tidak akan kembali.”

Dia ketakutan. Benar-benar ketakutan.

Terpal biru dan tikar hijau

Suatu pagi pada tanggal 24 Januari, kurang dari empat minggu setelah ibunya menghilang, Collier dan saudara perempuannya yang diadopsi dibawa oleh Dinas Sosial.

Penyelidik mengobrak-abrik rumah mereka untuk mencari jasad Noreen. Penyidik turut mencari di rumah yang baru dibeli John di Erie.

Esok harinya, penyidik menemukan jasad Noreen.

Noreen telah dikubur di ruang bawah tanah di rumah baru itu.

“Jaksa mengatakan bahwa saya tidak perlu bersaksi melawan ayah saya. Saya tidak mau. Saya ingin memastikan ayah saya dihukum karena saya tahu kebenarannya.”

Kisah bocah 11 tahun meyakinkan detektif bahwa ayahnya telah membunuh ibunya - BBC News Indonesia (6)

Sumber gambar, Collier Landry

Terpal biru yang dibeli ayahnya bersama dia ditemukan sebagai salah satu pembungkus jasad Noreen.

Tikar hijau yang tadinya ada di teras belakang rumah mereka di Mansfield juga digunakan untuk menutupi bekas galian di ruang bawah tanah itu.

John Boyle kemudian dihukum karena pembunuhan berat.

Setelah dewasa, Collier mengganti nama belakang dari ayahnya menjadi Collier Landry.

Kisah bocah 11 tahun meyakinkan detektif bahwa ayahnya telah membunuh ibunya - BBC News Indonesia (7)

Artikel ini ditulis berdasarkan salah satu program radio Outlook dari BBC World Service

Kisah bocah 11 tahun meyakinkan detektif bahwa ayahnya telah membunuh ibunya - BBC News Indonesia (2024)

References

Top Articles
Latest Posts
Article information

Author: Errol Quitzon

Last Updated:

Views: 6518

Rating: 4.9 / 5 (59 voted)

Reviews: 90% of readers found this page helpful

Author information

Name: Errol Quitzon

Birthday: 1993-04-02

Address: 70604 Haley Lane, Port Weldonside, TN 99233-0942

Phone: +9665282866296

Job: Product Retail Agent

Hobby: Computer programming, Horseback riding, Hooping, Dance, Ice skating, Backpacking, Rafting

Introduction: My name is Errol Quitzon, I am a fair, cute, fancy, clean, attractive, sparkling, kind person who loves writing and wants to share my knowledge and understanding with you.